JAKARTA – Selain tatanan rambut dan model pakaian, alas kaki menjadi pendukung penampilan yang tidak boleh dilupakan. Tidak heran banyak orang merasa harus memiliki sepatu atau sandal yang sesuai dengan koleksi pakaian yang dipunya.
Selain itu, tren yang berkembang belakangan ini menuntut orang agar tampil lebih berani. Orang zaman dulu mungkin merasa cukup memiliki sepatu atau sandal dengan warna standar seperti cokelat dan hitam. Kini, warna yang dimiliki semakin beragam, mulai dari biru sampai warna kuning.
Tren alas kaki juga terus berganti. Tahun 2000, kaum hawa demam sepatu model balet yang beralas datar. Kemudian muncul tren sepatu dan sandal berbahan plastik merek Crocs. Lalu, saat ini mulai berganti dengan sepatu boot.
Perubahan cepat tren sepatu ini memunculkan banyak perajin atau pengusaha sepatu yang mencoba peruntungan di bisnis ini. Keberanian ini bukan hanya dipicu oleh tren, tetapi kepedulian masyarakat terhadap produk lokal yang kian meningkat. Alhasil, makin banyak pelaku usaha yang berani mengangkat merek dagangannya sendiri. Seperti yang dilakukan oleh brand lokal asal kota Bandung yang bernama Xerum.
Xerum sendiri adalah sebuah usaha di bidang alas kaki, yang fokus utamanya di sepatu boots dari material kulit sapi asli. Selain sepatu, untuk pendukungnya Xerum juga memproduksi dan menjual aksesoris seperti gantungan kunci, dompet kunci mobil, card holder dan lain-lain.
“Kenapa Xerum didirikan karena awalnya kan area cibaduyut masih banyak sepatu-sepatu boots yg mengcopy dari brand luar, tapi bisa dibilang kualitasnya masih dibawah standar. Dan pada awalnya kami memang memproduksi sepatu kulit dan pada akhirnya ingin produksi sendiri dengan kualitas yang bagus tapi masih cukup terjangkau. dan di Bandung sendiri memang udah terkenal produksi sepatu Cibaduyut,” ujar Lutfi Hakim, Manager Xerum.
Lutfi menambahkan, untuk bahan atau materialnya, produk sepatu Xerum menggunakan kulit sapi asli, namun ada juga yang menggunakan suede dan ada yang dimix kulit dengan bahan lain seperti kanvas. Dan untuk outsolenya rata-rata memakai jenis rubber/karet. Dan untuk model sepatunya, Xerum memang terinspirasi oleh produk ‘workboot’ luar negeri, dengan desain model yang bisa dibilang model klasik namun tidak termakan oleh waktu.
“Xerum sendiri sih selain tetap menggunakan material kulit asli, dan ingin mengedepankan juga dari segi kualitas, baik itu dari bahan baku dan ketahanan produk juga plus dengan harga yang cukup terjangkau, yakni mulai dari 400 ribuan sampai 900 ribuan, jadi masih dibawah 1 juta rupiah. Dan kebetulan, nanti di bulan Agustus akan diskon spesial, karena kami turut menyambut hari kemerdekaan Indonesia,” tambah Lutfi.
Untuk saat ini, Xerum belum membuka toko secara offline, karena masih ingin fokus di penjualan secara online. Nah, kalian bisa mendapatkan semua produk xerum di marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak dan shopee. Dan jika kalian berada di sekitaran Bandung, bisa langsung berkunjung ke toko Douxstorage. Saat ini penjualan Xerum juga sudah sampai ke luar negeri seperti Amerika, Malaysia dan Brunei.
Selain itu, kini Xerum juga membuka divisi produksi sepatu lainnya, yakni sneaker. Hal itu dilakukan karena brand Xerum merupakan salah satu brand yang terkena imbas pandemi, sama seperti usaha-usaha lain.
Selain desain sendiri, Xerum juga pernah melakukan kolaborasi dengan @Kentouch.id untuk desain sepatu khusus komunitas Land Rover IALRC.
“Jadi di tahun 2021 kita coba bikin divisi Sneaker dengan masih keterkaitannya dengan material kulit yang dimix ke bahan lain, dan untuk sneaker juga pasarnya lebih ke anak muda di komunitas BMX dan skateboard. Untuk lebih jelasnya bisa berkunjung ke Instagram kami di @xerum.footwear atau @xerum.bdg,” ungkap Lutfi.
Lutfi berharap, semoga orang-orang Indonesia sendiri lebih memilih produk-produk dari dalam negeri dan semakin percaya kalau produk lokal juga memiliki kualitas yang bagus,” harap Lutfi.(***)
