Connect with us

Hiburan

*Review Film: The First Omen* Sukses Sajikan Prekuel Film Horor Klasik yang Nyaris Sempurna

JAKARTA, Metroheadline.com – The First Omen (2024) adalah prekuel The Omen film horor klasik yang diproduksi tahun 1976. Banyak kritikus dan reviewers film memberikan pujian kepada The First Omen, bukan hanya sekadar ‘menumpang’ tenar. The First Omen digarap dengan sangat serius secara teknis dengan bantuan teknologi kekinian. Nyaris sempurna!

Sebagai penggiat dan pembuat film, saya harus mengakui kehabatan sang sutradara dalam meramu sebuah cerita dalam racikan yang hampir sempurna yaitu Arkasha Stevenson.

Saat liburan lebaran kemarin saya menonton Film ini dan Film horor supernatural Amerika Serikat yang di produksi tahun 2024 ini, ternyata ditulis oleh para sastrawan Amerika yaitu Keith Thomas, naskah yang di buat secara bersama Tim Smith ini dibuat secara lugas oleh Ben Jacoby.

Begitupun dengan tata gambar, nyaris kita lupa dengan dunia nyata yang sebenarnya. Karena warna yang sangat vulgar dan dibantu oleh tipe offshot camera dan jamper suara, seakan kita berada dalam ilusi hidup sebenarnya.

Apalagi cerita ini berawal dari kisah tentang Margaret Daino (Nell Tiger Free), seorang perempuan muda dari Amerika Serikat yang dikirim ke Panti Asuhan Vizzardeli, Roma, Italia. Dia dipilih secara khusus oleh Kardinal Lawrence (Bill Nighy) yang dulu mengabdi panti asuhan tempat Margareth dibesarkan. Tentu saja gadis itu senang dan merasa bersemangat untuk mengabdi dengan tulus.

Sebenarnya, sejak awal kedatangannya ke rumah panti asuhan itu sudah ada beberapa kejadian dan pertanda yang membuat Margareth bertanya-tanya dalam hati.

Hanya saja dia menepis perasaan itu dan beranggapan hanya butuh adaptasi dengan tempat baru. Terlebih lagi, teman sekamarnya Luz Valez (Maria Caballero) yang terlihat menyenangkan.

Namun, keadaan perlahan berubah ketika muncul kejadian-kejadian aneh yang bukan lagi sekadar pertanda. Apalagi ketika terjadi peristiwa bunuh diri seorang biarawati yang terjadi di depan semua penghuni panti asuhan.

Perlahan tapi pasti, satu per satu hal-hal yang dianggap menyimpang dalam hukum gereja Katolik yang diyakini Margareth terjadi dan ‘dibiarkan’. Membuat Margareth menjadi bingung sekaligus penasaran.

Rasa penasaran itu yang kemudian membuat Margareth berusaha mencari tahu dan akhirnya menemukan apa yang sebenarnya sedang terjadi di tempat itu. Hal yang mengerikan dan sama sekali tak terduga.

Satu Kata dari banyak kritikus film dan reviewers, film ini nyaris sempurna.

*ROY WIJAYA*

– Founder of Today Solution and Film & Event Organizer
*RUMAH CREATIVE CINEMA*

#praktisifilm
#edukationdkp
#eventorganizer
#personalbranding #pengembangandiri #pelatihan #seminar #workshop #motivasi #enthusiast #trainer #mentor #selfdevelopment #tulisan #passion #film #musik #dance #literasy #entertainment #psikolog

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Hiburan